Al-Qur'an

Al-Qur'an
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan" (QS: AL Alaq:1)

Jumat, 30 September 2011

PUISI




SELAMAT TINGGAL
Aku tak merasa kalah dalam penantian ini
Aku hanya merasa lelah yang teramat sangat
Setelah mengurung hatiku dalam cinta yang tak pernah terjawab
Aku seperti tertusuk duri yang tak pernah kusadari
Seberapa dalam meinggalkan luka perih
Menikmati sakitnya sampai tak terasa lagi luka telah mengalirkan darah
Begitu dalamnya cinta menghujam hingga tak bisa kubedakan lagi antara tangis dan tawa
Keduanya telah menjadi satu dalam butiran hampa
Pesan Sponsor

Terbata dalam kata
Tertatih dalam jejaknya
Tersia-sia tanpa bahagia
Aku mungkin belum kalah, tapi yang pasti aku mulai kecewa
Membawa kakiku berjalan menjauh dari cintamu
Perlahan tapi pasti
Tertahan tapi tak punya daya untuk kembali

AKU PERGI
Setelah melintasi waktu bersimpah pesonamu
Kini semua terasa tiada
Makna yang terendap lama
Dan mendekam dalam gugusan matahari
Tak lagi bisa kuraba
Semua seperti kembali kosong
Harapanku akanmu,
Seperti menemui titik penghabisannya
Apa gerangan yang terjadi?
Tiba-tiba aku enggan mengumbar rinduku
Tiba-tiba aku ingin berhenti mencintaimu
Mungkinkah karena sikapmu yang makin lama tak lagi membiusku
Perlahan menghilang di balik dusta
Auramu yang makin pudar oleh sikap tak pasti
Angkuhmu melemahkanku
Bisumu menyurutkan langkahku
Aku lebih baik pergi…..

DI UJUNG PAGI
Mengapa bahagia beranjak pergi?
Jauh kudekap, ditepis sunyi mencercap
Sementara, tak sedikit pun kakiku bergerak meninggalkan penantian yang kusekap
Di batas rindu, menyekatkan cinta dalam pedih yang meratap
Dengan apa lagi kugambarkan jujur dan tulusku?
Aku terbentur jawab yang beum juga terungkap
Dijerat mimpi semu tanpa penghabisan yang merekat
Di ujung pagi, aku tercekat
Mendambamu, setiap saat

DI TEPI DAMBA
Hening terpuruk terikat bayangmu
Membatu dalam benak tak mau pergi
Mengapa selalu ada bayangmu mengasah tajam
Di tepi damba yang berarak menuju hatiku
Bersimbah keindahan yang melukis birunya sinar matamu
Berpeluh cinta yang mempesonakan bagai sepotong senja
Detik ini, aku memeluk hening, untuk dirimu ….

DATANGLAH PENANTIAN
Apakah desah itu masih setia mengiring hatimu?
Di antara debar jantung yang merindukanmu
aku memilin seraut wajah yang menghantui malam-malamku
Kuingin engkau ada dalam keputus-asaanku
Menantimu hingga kaki-kaki tak mampu lagi berjalan
Seandainya desah itu masih bisa kucium di sudut malam ini
Akan kukatakan pada awan hitam
Aku ingin menyapamu meski hanya lewat semilir angin
Tak kuasa sudah aku ingin rebah di lapang hatimu
Dan menangis di ujung matamu

APA KABAR?
Langit mangatup
Dicumbu mendung dan gerimis yang turun sedari pagi
Aku lelap dalam tidur tanpa mimpi
Terlalu banyak kenangan yang tumpah di sore kemarin
Hingga malamku pun terlewati tanpa angan dan khayal lagi
Setiap gerakmu adalah catatan dan cerita yang tak lekang oleh masa
Kemarin kita bertemu, hari ini seribu keindahan terbenam dalam memori hati
Tergurat di setiap detak jam yang mengiring detak jantung
Sedang apa engkau, matahariku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar